PENETAPAN SUHU DAN KELEMBABAN DI BEBERAPA PERMUKAAN BERVEGETASI

LAPORAN

PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI

PENETAPAN SUHU DAN KELEMBABAN DI BEBERAPA PERMUKAAN BERVEGETASI

 

 

DISUSUN OLEH :

 

NAMA       : WELDY ARNIKHO SIREGAR

 

NIM           : D1B011030

 

PRODI       : AGRIBISNIS (D)

 

DOSEN PEMBIMBING        : Ibu YULFITA

AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI

2012 / 2013

  1. I.                   PENDAHULUAN

 

1.1. Latar Belakang

 

Pada praktikum “PENETAPAN SUHU DAN KELEMBABAN DI BEBERAPA PERMUKAAN BERVEGETASI”menjelaskan bahwa disetiap lokasi ataupun permukaan memiliki perbedaan suhu dan kelembaban udara yang beragam.

Kelembaban merupakan salah satu faktor lingkungan abiotik yang berpengaruh terhadap aktifitas organisme di alam. Kelembaban merupakan salah satu faktor ekologis yang mempengaruhi aktifitas organisme seperti penyebaran, keragaman harian, keragaman vertical dan horizontal.

Kelembaban udara juga merupakan salah satu unsur yang mempengaruhi kondisi / keadaan cuaca dan iklim di suatu wilayah tertentu. Secara ilmiah, kelembaban merupakan jumlah kandungan uap air yang terkandung dalam massa udara pada suatu saat (waktu) dan wilayah (tempat) tertentu. Adapun alat yang digunakan untuk mengukur kelembaban adalah tigrometer.

Suhu udara adalah ukuran energi kinetik rata – rata dari pergerakan molekul-molekul.  Suhu suatu benda ialah keadaan yang menentukan kemampuan benda tersebut, untuk memindahkan (transfer) panas ke benda- benda lain atau menerima panas dari benda-benda lain tersebut.

Suhu udara adalah derajat panas dari aktifitas molekul dalam atmosfer. Alat untuk mengukur suhu temperature atau derajat panas disebut thermometer. Dimana pada praktikum ini menggunakan thermometer bola kering dan thermometer bola basah.

Suhu dan kelembaban udara sangat erat hubungannya, karena jika kelembaban udara berubah, maka suhu juga akan berubah. Di musim penghujan suhu udara rendah, kelembaban tinggi, memungkinkan tumbuhnya jamur pada kertas, atau kertas menjadi bergelombang karena naik turunnya suhu udara.

Kelembaban udara berbanding terbalik dengan suhu udara. Semakin tinggi suhu udara, maka kelembaban udaranya semakin kecil. Hal ini dikarenakan dengan tingginya suhu udara akan terjadi presipitasi (pengembunan) molekul air yang dikandung udara sehingga muatan air dalam udara menurun.

Pengukuran suhu secara kuantitatif dapat diketahui dengan ketelitian yang dapat menggunakan alat pengukur suhu berupa thermometer. Pengukuran suhu secara kuantitatif dapat dirasakan ketika kita menyentuh benda ataupun zat tersebut.

1.2. Tujuan

Adapun tujuan dalam praktikum “Penetapan Suhu Dan Kelembaban di Beberapa Permukaan Bervegetasi” adalah sebagai berikut :

  1. Untuk mengetahui suhu dan kelembapan udara serta kelembaban relative pada permukaan bervegetasi.
  2. Untuk mengetahui bagaimana menggunakan alat pengukur suhu dan kelembaban udara.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Pengukuran suhu suatu benda dan pengukuran diberbagai tempat pada dasarnya merupakan pengukuran yang tidak langsung. Pada proses pengukuran, umumnya terjadi perpindahan panas dari tempat yang akan diukur suhunya kea lat pengukur suhu. suhu yang terbaca pada alat pengukur suhu. Suhu yang terbaca pada alat pengukur suhu adalah suhu setelah terjadi kesetaraan, suhu antara benda yang diukur tersebut dengan alat pengukur suhu. Jadi, bukan suhu benda pada saat sebelum terjadi kontak antara benda yang akan diukur tersebut dengan alat pengukur. Alat pengukur suhu disebut thermometer. Termometer pada dasarnya merupakan instrumen yang terdiri dari bahan yang perubahan sifat fisiknya, karena perubahan suhu dapat mudah diukur. Sifat fisik yang berubah tersebut dapat berupa perubahan volume gas, pemuaian logam, perubahan daya hantar listrik atau sifat-sifat fisik lainnya. Masing-masing jenis termometer akan mempunyai skala yang berbeda. Oleh sebab itu, perlu dikalibrasi dengan termometer yang dijadikan patokan (standar). Termometer yang dijadikan patokan adalah termometer tahanan platina (Platinum Resistance Thermometer) atau IPTS-68 (Lakitan, 2002).

Udara adalah komponen terpenting bagi semua makhluk hidup. Udara juga merupakan salah satu yang berhubungan dengan suhu. Suhu dapat diukur dengan alat pengukur suhu. Dalam pengukuran suhu, pengambilan data suhu yang benar sangatlah penting. Suhu yang sering dipergunakan adalah suhu udara atau suhu tanah, sedangkan suhu yang merupakan benar-benar mempengaruhi pertumbuhan tanaman itu sendiri (Lakitan,2002).

Kelembaban merupakan salah satu faktor lingkungan abiotik yang berpengaruh terhadap aktifitas organisme di alam. Kelembaban merupakan jumlah uap air di udara, sedangkan kelembaban mutlak adalah sejumlah uap air dalam udara yang dinyatakan sebagai berat per satuan udara (misalnya gram per kilogram udara). Kelembaban merupakan salah satu faktor ekologis yang mempengaruhi aktifitas organisme seperti penyebaran, keragaman harian, keragaman vertical dan horizontal. (Umar,2010).

Kelembaban nisbi beragam secara terbaik dengan suhu, pengukuran-pengukuran yang lebih teliti dengan kelembaban  sekilas diperoleh dengan psikrometer.  Psikrometer yang lazim digunakan secara berkala untuk memeriksa ketelitian Higrometer rambut. Pengukuran-pengukuran psikrometer  secara sederhana terdiri atas pengukuran-pengukuran suhu berpasangan yang satu dengan thermometer bola kering dan thermometer bola basah. Kelmbaban dapat dinyatakan dalam kwanitas-kwanitas mutlak/relatif untuk maksud-maksud tertentu. Neraca kelembaban merupakan suatu bagian intergral dari prosedur perencanaan komprehensif yang berskala besar (Richard, 1980).

Jumlah uap air yang ada dalam udara diacu sebagai kelembaban. Bobot sebenarnya uap air yang ada dalam satuan bobot udara dinyatakan sebagai kelembaban mutlak. Karena suhu dan tekanan mempengaruhi kelembaban, maka biasanya diukur sebagai kelembaban relatif. Kelembaban relatif adalah persentase uap air sebenarnya ada dibandingkan dengan kadar kejenuhan dalam suhu dan tekanan yang sedang ada (Michael, 1994).

Temperatur dan kelembaban umumnya penting dalam lingkungan daratan dan demikian eratnya berhubungan sehingga diakui sebagai bagian yang paling penting dari iklim. Interaksi antara temperature dengan kelembaban, seperti pada kasus interaksi kebanyakan faktor, tergantung pada nilai nisbi dan juga nilai mutlak setiap faktor. Sehingga temperatur memberikan efek membatasinya lebih hebat lagi terhadap organisme apabila keadaan kelembaban adalah ekstrim, yakni apakah keadaan tadi sangat tinggi atau sangat rendah, daripada keadaan itu adalah sedang-sedang saja. Demikian juga, kelembaban memainkan peranan yang lebih gawat dalam keadaan temperature ekstrim. Dengan kata lain, hal ini adalah aspek laindari asas mengenai factor interaksi (Odum, 1994).

Tinggi rendahnya kelembaban udara di suatu tempat sangat bergantung pada beberapa faktor yaitu :

a.         Suhu

b.        Tekanan udara

c.         Pergerakan angin

d.        Kuantitas dan kualitas penyinaran

e.         Vegetasi

f.         Ketersediaan air di suatu tempat (air, tanah, perairan). (Umar, 2010)

Suhu dan kelembaban udara sangat erat hubungannya, karena jika kelembaban udara berubah, maka suhu juga akan berubah. Di musim penghujan suhu udara rendah, kelembaban tinggi, memungkinkan tumbuhnya jamur pada kertas, atau kertas menjadi bergelombang karena naik turunnya suhu udara.Kelembaban udara berbanding terbalik dengan suhu udara. Semakin tinggi suhu udara, maka kelembaban udaranya semakin kecil. Hal ini dikarenakan dengan tingginya suhu udara akan terjadi presipitasi (pengembunan) molekul air yang dikandung udara sehingga muatan air dalam udara menurun. (Lakitan,2002)

faktor-faktor yang mempengaruhi suhu juga sangat erat dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kelembapan udara dalam berbagai hubungan yaitu :
1. Pengaruh tanah dan air, semakin banyak jumlah uap air baik diudara maupun didalam tanah, maka kelembapan akan semakin tinggi.
2. Ada atau tidaknya vegetasi, semakin rapatnya jarak antara vegetasi maka kelembapan makin tinggi, namun suhu akan menjadi sangat rendah.

3. Pengaruh ketinggian tempat, semakin tingginya suatu tempat maka suhu ditempat tersebut akan semakin rendah dan kelembapan udara semakin tinggi.
(Lakitan,2002)

 

 

 

 

 

 

III. METODOLOGI

3.1. Waktu dan Tempat

Waktu                         : 9.50 – 11.00

Kamis, 06 Desember 2012

Tempat            :Lahan Praktikum Dasar-Dasar Agronomi (budidaya kacang tanah),dan Hutan Universitas Jambi

3.2. Alat dan Bahan

Alat                 : 1.       Termometer Bola Basah Dan Termometer Bola

Kering

2.       Arloji / Stopwatch untuk menghitung waktu suhu

  3.       Benang untuk mengikat kapas pada termometer

4.       Tali rafia untuk mengikat termometer pada tiang penyangga

5.       Tiang penyangga (Bambu) untuk tempat termometer digantung

6.       Payung untuk melindungi dari sinar matahari

7.       Kapas untuk menutupi Termometer Bola Basah

8.       Tabel RH untuk menghitung kelembapan relatif udara diberbagai tempat

9.       Kertas

10.     Pena

Bahan              : 1.       Aquades untuk menetesi ke termometer bola basah

 

 

 

 

 

 

3.3. Prosedur Kerja

           

1.         Siapkan alat dan bahan yang akan dipakai

2.         Diikat payung keatas tiang penyangga dan diikat menggunakan benang atau tali rafia.

3.         Diikat termometer bola kering dan termometer bola basah menggunakan benang pada penyangga sepanjang 1.5 meter diatas permukaan tanah dan letakkan pada permukaan bervegetasi di Lahan Praktikum Dasar-Dasar Agronomi (kacang tanah sebagai vegetasinya).

4.         Kemudian bungkus termometer bola basah dengan kapas dan diikat menggunakan benang kemudian ditetesi dengan aquades.

5.         Kemudian perhatikan suhu yang terdapat pada termometer bola kering dan bola basah selang 10 menit.

6.         Kemudian hitung selisih suhu antara termometer bola kering dan bola basah,Nilai selisih menghasilkan persentase kelembaban udara dengan bantuan tabel yang terdapat pada penuntun praktikum.

7.         Penentuan suhu dan kelembaban udara pada permukaan bervegetasi di Lahan Praktikum Dasar-Dasar Agronomi (kacang tanah sebagai vegetasinya)dilakukan sebanyak (3) kali percobaan dengan selang waktu 10 menit.

8.         Untuk lokasi permukaan bervegetasi di Hutan Universitas Jambi dilakukan sama dengan prosedur kerja no 1 – 7

9.         Catat hasil praktikum dan buat dalam bentuk laporan praktikum.

 

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Berikut merupakan data hasil praktikum “Penetapan Suhu Dan Kelembaban di Beberapa Permukaan Bervegetasi”dengan menggunakan termometer bola basah dan termometer bola kering :

LOKASI PERCOBAAN

 

PERCOBAAN

SUHU BOLA KERING

SUHU BOLA BASAH

SELISIH SUHU  BOLA KERING     DAN                      BOLA BASAH

KELEMBABAN RELATIF (%) DARI SUHU   BOLA KERING  DAN           BOLA BASAH

PERMUKAAN BERVEGETASI DI LAHAN DASAR-DASAR AGRONOMI (KACANG TANAH SEBAGAI VEGETASINYA)

I

31

29

31-29= 2

86 %

2

29

28

29-28= 1

92 %

3

29

29

29-29= 0 

100 %

PERMUKAAN BERVEGETASI DI HUTAN UNIVERSITAS JAMBI

 

 

1

29

28

29-28= 1

92 %

2

28

27

28-27= 1

92 %

3

28

27

28-27= 1

92%

%Kelembaban Relatif = Suhu Bola Kering – Suhu Bola Basah

4.2. Pembahasan

Suhu udara adalah derajat panas dari aktifitas molekul dalam atmosfer. Alat untuk mengukur suhu temperature atau derajat panas disebut thermometer. Dimana pada praktikum ini menggunakan thermometer bola kering dan thermometer bola basah.

Kelembaban udara juga merupakan salah satu unsur yang mempengaruhi kondisi / keadaan cuaca dan iklim di suatu wilayah tertentu. Secara ilmiah, kelembaban merupakan jumlah kandungan uap air yang terkandung dalam massa udara pada suatu saat (waktu) dan wilayah (tempat) tertentu. Adapun alat yang digunakan untuk mengukur kelembaban adalah tigrometer.

Pengukuran suhu secara kuantitatif dapat diketahui dengan ketelitian yang dapat menggunakan alat pengukur suhu berupa thermometer. Pengukuran suhu secara kuantitatif dapat dirasakan ketika kita menyentuh benda ataupun zat tersebut.

Dari hasil pengukuran suhu dan kelembapan udara pada berbagai tempat dengan menggunakan termometer bola basah dan termometer bola kering dapat dinyatakan bahwa diberbagai tempat terdapat perbedaan suhu dan kelembaban yang berbeda-beda. Hal ini dapat dibuktikan dari pengukuran yang telah dilakukan di lokasi permukaan bervegetasi di Lahan Praktikum Dasar-Dasar Agronomi dengan kacang tanah sebagai vegetasinya dan di lokasi permukaan bervegetasi di Hutan Universitas Jambi.

pengukuran suhu suatu benda dan pengukuran diberbagai tempat pada dasarnya merupakan pengukuran yang tidak langsung. Pada proses pengukuran, umumnya terjadi perpindahan panas dari tempat yang akan diukur yang terbaca pada alat pengukur suhu adalah suhu setelah terjadi kesetaraan.

Pada pengukuran suhu di lokasi permukaan bervegetasi di Lahan Praktikum Dasar-Dasar Agronomi dengan kacang tanah sebagai vegetasinya, pada percobaan 1 (satu) diperoleh bahwa thermometer bola kering menunjukkan suhu 31dan thermometer bola basah menunjukkan suhu 29.pada percobaan 2 (dua) diperoleh bahwa thermometer bola kering menunjukkan suhu 29dan thermometer bola basah menunjukkan suhu 28.Dan pada percobaan 3 (tiga) diperoleh bahwa thermometer bola kering menunjukkan suhu 29dan thermometer bola basah menunjukkan suhu 29.

Pada pengukuran suhu di lokasi permukaan bervegetasi di Hutan Universitas Jambi.Pada percobaan 1 (satu) diperoleh bahwa thermometer bola kering menunjukkan suhu 29dan thermometer bola basah menunjukkan suhu 28.pada percobaan 2 (dua) diperoleh bahwa thermometer bola kering menunjukkan suhu 28dan thermometer bola basah menunjukkan suhu 27.Dan pada percobaan 3 (tiga) diperoleh bahwa thermometer bola kering menunjukkan suhu 28dan thermometer bola basah menunjukkan suhu 27.

faktor-faktor yang mempengaruhi suhu juga sangat erat dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kelembapan udara dalam berbagai hubungan yaitu :
1. Pengaruh tanah dan air, semakin banyak jumlah uap air baik diudara maupun didalam tanah, maka kelembapan akan semakin tinggi.
2. Ada atau tidaknya vegetasi, semakin rapatnya jarak antara vegetasi maka kelembapan makin tinggi, namun suhu akan menjadi sangat rendah.

3. Pengaruh ketinggian tempat, semakin tingginya suatu tempat maka suhu ditempat tersebut akan semakin rendah dan kelembapan udara semakin tinggi.
4. Pengaruh aktivitas manusia dipersemaian terbuka.

Setelah kita mengetahui suhu di lokasi permukaan bervegetasi di lokasi Lahan Praktikum Dasar-Dasar Agronomi dengan kacang tanah sebagai vegetasinya dan di lokasi permukaan bervegetasi di Hutan Universitas Jambi,maka kita di anjurkan untuk menentukan kelembaban relative dengan bantuan table kelembaban relative (%) yang terdapat pada penuntun praktikum.

Untuk menentukan kelembaban relatif % dari suhu bola kering dan suhu bola basah adalah dengan melihat tabel pada penuntun praktikum,dengan rumus :

%Kelembaban Relatif = Suhu Bola Kering – Suhu Bola Basah

Berikut adalah perhitungannya :

ü  Pada lokasi Lahan Praktikum Dasar-Dasar Agronomi dengan kacang tanah sebagai vegetasinya :

percobaan 1 (Satu)

Dik      : Suhu Bola Kering : 31

                          Suhu Bola Basah  : 29

Maka selisih suhu bola kering dan bola basah adalah

= Suhu Bola Kering – Suhu Bola Basah

= 31- 29

= 2

%Kelembaban Relatif = 86%

percobaan 2

Dik      : Suhu Bola Kering : 29

Suhu Bola Basah  : 28

Maka selisih suhu bola kering dan bola basah adalah

= Suhu Bola Kering – Suhu Bola Basah

= 29- 28

= 1

%Kelembaban Relatif = 92%

percobaan 3

Dik      : Suhu Bola Kering : 29

Suhu Bola Basah  : 29

Maka selisih suhu bola kering dan bola basah adalah

= Suhu Bola Kering – Suhu Bola Basah

= 29- 29

= 0

%Kelembaban Relatif = 100%

 

ü  Pada lokasi permukaan bervegetasi di Hutan Universitas Jambi. :

percobaan 1 (Satu)

Dik      : Suhu Bola Kering : 29

Suhu Bola Basah  : 28

Maka selisih suhu bola kering dan bola basah adalah

= Suhu Bola Kering – Suhu Bola Basah

= 29- 28

= 1

%Kelembaban Relatif = 92%

percobaan 2

Dik      : Suhu Bola Kering : 28

Suhu Bola Basah  : 27

Maka selisih suhu bola kering dan bola basah adalah

= Suhu Bola Kering – Suhu Bola Basah

= 28- 27

= 1

%Kelembaban Relatif = 92%

 

 

 

 

percobaan 3

Dik      : Suhu Bola Kering : 28

Suhu Bola Basah  : 27

Maka selisih suhu bola kering dan bola basah adalah

= Suhu Bola Kering – Suhu Bola Basah

= 28- 27

= 1

%Kelembaban Relatif = 92%

Dilihat dari hasil tersebut maka dijelaskan bahwa suhu dan di lokasi permukaan bervegetasi di Lahan Praktikum Dasar-Dasar Agronomi dengan kacang tanah sebagai vegetasinya lebih tinggi dari pada suhu di lokasi permukaan bervegetasi di Hutan Universitas Jambi. Kelembaban udara berbanding terbalik dengan suhu udara. Semakin tinggi suhu udara, maka kelembaban udaranya semakin kecil. Hal ini dikarenakan dengan tingginya suhu udara akan terjadi presipitasi (pengembunan) molekul air yang dikandung udara sehingga muatan air dalam udara menurun.

 

 

 

 

V. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang diperoleh pada praktikum ini adalah :

  1. Perbandingan suhu rata-rata udara antara suhu  di lokasi permukaan bervegetasi di Lahan Praktikum Dasar-Dasar Agronomi dengan kacang tanah sebagai vegetasinya dan di lokasi permukaan bervegetasi di Hutan Universitas Jambi adalah suhu thermometer bola kering = 29,66 ; 28,33dan pada suhu thermometer bola basah : 28,66 ; 27,33
  2. Perbandingan kelembapan relatif rata-rata udara di lokasi permukaan bervegetasi di Lahan Praktikum Dasar-Dasar Agronomi dengan kacang tanah sebagai vegetasinya dan di lokasi permukaan bervegetasi di Hutan Universitas Jambi adalah : 92,66% ; 92%
  3. Persentase kelembaban relatif udara merupakan hasil perhitungan selisih suhu antara thermometer bola kering dan thermometer bola basah.
  4. Suhu udara adalah derajat panas dari aktifitas molekul dalam atmosfer.
  5. kelembaban merupakan jumlah kandungan uap air yang terkandung dalam massa udara pada suatu saat (waktu) dan wilayah (tempat) tertentu.
  6. Kelembaban udara berbanding terbalik dengan suhu udara. Semakin tinggi suhu udara, maka kelembaban udaranya semakin kecil.

VI. DAFTAR PUSTAKA

Ir.Gusniwati,MP,2012,Penuntun Praktikum Instrumentasi Klimatologi.Universitas Jambi:Jambi

Lakitan, B. 1994. Dasar Klimatologi. PT Ragagrafindo Persada. Jakarta.

Michael. 1994. Metode Ekologi Untuk Penyelidikan Ladang Dan Laboratorium.

Universitas Indonesia. Jakarta.

Odum, Eugene. 1994. Dasar-Dasar Ekologi. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Umar, M. Ruslan. 2006. Penuntun Praktikum Ekologi Umum. Universitas Hasanuddin. Makassar.

 

 

 

Tinggalkan komentar